Kompetensi Dasar 1 SGA


Kompetensi Dasar 1 SGA
Menjelaskan PERIODISASI DAN BENANG MERAH SERTA PERKEMBANGAN GEREJA ASIA KE WILAYAH TIMUR

Periodisasi Sejarah Gereja Asia

Periodisasi Sejarah Gereja Asia adalah penetapan tahun dan peristiwa yang berhubungan dengan Gereja. Zaman Sejarah Gereja Asia dibagi ke dalam beberapa periode sbb:
Zaman Sejarah Gereja Asia Abad I – 1400
Zaman Vasco da Gama/Periode PI oleh orang-orang Barat
Thn. 1500-1947. Dibagi lagi dalam dua periode:

• Zaman Gereja di Asia sebelum Kedatangan Islam (Gereja dibawah Kekuasaan Romawi dan Kerajaan Partia/Persia
• Zaman Gereja Asia dibawah Kekuasaan Islam
Atau Gereja Asia dapat dibagi dalam periodisasi sbb (Muanley, 1997:1):
• Sejarah Gereja Asia Sejak pertama s.d. Abad ke-15
• Sejarah Gereja Asia Abad ke-15 – 18 (Misi Katolik di Asia dan Zending Protestan di Asia)
• Sejarah Gereja Asia Abad ke-18-21 (Gereja Asia yang Bertumbuh)

Benang Merah/Perbedaan Sejarah Gereja Asia dan Sejarah Gereja Umum/Eropa

Perkembangan Gereja dalam wilayah kekaisaran Romawi yang dimulai dari Yerusalem ke arah Barat sebelum tahun 313/380 mengalami berbagai hambatan atau rintangan namun Gereja terus berkembang dan diakui menjadi salah satu agama yang syah dan menjadi agama negara di wilayah Romawi. Perkembangan Gereja mula-mula yang berbahasa Siria/Aram ke wilayah Timur juga mengalami berbagai rintangan, bahkan rintangan-rintangan tersebut jauh lebih besar dari rintangan yang dialami gereja di bagian Barat. Hal ini disebabkan karena di Eropa bahkan di kekaisaran Romawipun tidak ada agama negara, tetapi di Persia ada agama Zoroaster yang tahun 226 telah dijadikan sebagai agama negara Persia sampai tahun 650. Kemudian agama-agama yang lain seperti Islam, Hindu, Budha, Kong Hu Cu. Agama-agama ini di beberapa daerah Asia di jadikan sebagai agama tinggi yang mempunyai daya tahan terhadap agama Kristen, sedangkan di Eropa agama-agama yang ada adalah agama-agama suku. Jadi pada umumnya di Asia agama, kebudayaan, negara merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan dan yang mempunyai kesadaran atau harga diri yang sangat besar sehingga Gereja sulit menerobosnya (Muanley, 1997:1) Akibat dari rintangan tersebut di atas, Gereja di Asia di luar wilayah Romawi menjadi agama golongan minoritas, kecuali di Mesopotamia utara dan beberapa daerah lainnya. Sedangkan Gereja dalam kekaisaran Romawi menjadi agama Mayoritas setelah 313 dan 380. Kata kuncinya, perkembangan Gereja di wilayah Romawi menjadi mayoritas namun di Asia di luar wilayah Romawi seperti Persia, Tiongkok, India, Arabia serta daerah Asia lainnya agama Kristen menjadi agama golongan minoritas (Van den End 1981:3-4).

Data Perkembangan Sejarah Gereja Mula-mua ke arah Timur menurut catatan histories para ahli sejarah

Pada abad pertama, pusat pekabaran Injil ke wilayah Barat dan Timur adalah kota Antiokhia. Anggapan ini didasarkan atas Kis. 11:19-21 dan 2:18-12 (Van den End 1981:6)
Walaupun tidak ada bukti konkrit yang mendukung kesimpulan yang diambil dari Kis. 2 : 8-12. Tetapi dapat dipastikan Injil telah di beritakan ke Mesopotamia paling lambat tahun 150 an. (John Culver t.th. : 2-3)
Penginjilan itu dilakukan oleh orang-orang Kristen di Antiokhia yang berbahasa Aram/Siria ke wilayah Timur. Hal ini dapat dipahami karena di Antiokhia terdapat dua kelompok Kristen. Ada kelompok Kristen yang berbahasa Yunani dan ada yang berbahasa Siria/Aram. Kelompok yang terakhir ini tidak mau menggunakan bahasa Yunani dalam bahasa Ibadah/Liturgi Gereja mereka, mereka memakai bahasa Aram sebagai bahasa Ibadah (John Culver t.th.:2-3). Kelompok inilah yang giat memberitakan Injil ke wilayah di luar kekaisaran Romawi, seperti di Edessa, Armenia, Mesopotamia, Persia dan daerah timur lainnya. Sementara kelompok Kristen Antiokhia yang berbahasa Yunani memberitakan Injil kepada orang-orang Kafir di wilayah kekaisaran Romawi, seperti Pengutusan Paulus dan Barnabas oleh Gereja Antiokhia.
Wetzel Klaus mengutarakan Kisah PI ke wilayah Timur secara menarik:
Gereja mula-mula yang berlatarbelakang Yahudi (Ebionit) kehilangan peranan yang penting sesudah bangsa Yahudi di kalahkan oleh Roma. Pengaruh Gereja di Suriah pada awalnya lebih besar di kota-kota di antara orang-orang yang berbahasa Yunani. Perluasan Gereja di daerah desa yang berbahasa Suriah (Aramik) rata-rata terjadi satu abad kemudian. Arah pekabaran Injil di Antiokhia dibagi menjadi dua kelompok: (1) Kelompok PI kepada orang-orang Kafir di Kekaisaran Romawi dan (2) kepada orang-orang kafir di Asia yaitu di kekaisaran Persia, khsususnya dari Antiokhia ke Edessa. (Wetzel, 2000:15.
Konteks wilayah Timur yang menjadi wilayah pekabaran Injil Gereja Mula-mula/Gereja Siria di Antiokhia.

1.Politis: secara kekuasaan, wilayah Timur adalah bagian kekuasaan politik kerajaan Persia. Kerajaan ini sering berperang dengan kekaisaran Romawi.
2.Kebudayaan: Kebudayaan daerah Timur (Persia) berbeda dengan kebudyaan dalam kekaisaran Romawi Timur. Pengaruh kebudayaan yang yang kuat di Persia adalah kebudyaan Persia dan sisa-sisa kebudayaan Babilonia kuno yang kuat menolak kebudayaan Hellenisme
3.Bahasa: Bahasa yang dipakai di wilayah Timur (Persia) berbeda dengan bahasa yang dipakai di kekaisaran Romawi Timur. Dengan kata lain wilayah Timur tidak menggunakan bahasa Yunani sebagaimana yang digunakan Gereja dalam kekaisaran Romawi Timur. Di daerah perbatasan antara Persia dan Palestina serta Siria dipakai bahasa yang sama yang bahasa Aram/Siria.
4.Agama: di wilayah Timur terdapat banyak agama negeri, misalnya di Persia tahun 226 agama Zoroaster dijadikan menjadi agama negara Persia.
Jadi perbedaan politik, kebudayaan, bahasa dan agama di wilayah Timur dan Barat menjadi kendala/rintangan PI ke wilayah Timur (Van den End, 1981:7-8).

Previous Post
Next Post
Related Posts